Salam Pramuka!
~ Mengikat masa lalu dan masa depan dengan benang merah tradisi ~
Bulan Agustus digadang-gadang sebagai bulan 'tersibuk' dalam setahun, menurut kalender nasional negara Indonesia. Selain selebrasi kemerdekaan, hari ke-14 di bulan Agustus juga turut menjadi salah satu hari paling sakral dalam sejarah bangsa.
Sejak tahun 1961, para penyitas 'baju coklat' akan mengulang sebuah tradisi yang filosofis sebagai representasi jiwa dan raganya, guna menunjukkan dedikasinya untuk mempertahankan suatu gerakan yang telah berkontribusi besar, memberikan pendidikan karakter, dan kepemimpinan dari generasi ke generasi.
Gerakan Pramuka, terobosan pendidikan non-formal yang dicetuskan pertama kali oleh Baden-Powell tahun 1907, telah menginternalisasi, menjadi bagian dari nafas kehidupan bangsa Indonesia, hingga menjadi gerakan yang berperan aktif dalam membangun mentalitas tiap individu generasi sejak dini.
Segala sesuatu yang lahir di dunia, layak mendapatkan perayaan. Gerakan Pramuka untuk pertama kalinya dikenalkan di Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961, tepatnya 63 tahun yang lalu, dan secara resmi telah dinobatkan sebagai hari kelahiran pramuka yang hingga hari ini selalu dikenang. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya Gerakan Pramuka mendapatkan momentum peringatan sebagai wujud pengharagaan atas gerakan yang telah menjadi habituasi positif dan terbukti bermanfaat bagi tiap generasi khususnya melalui sekolah-sekolah formal.
SMP Negeri 1 Pabelan (Grisabel) tak luput turut meramaikan, memperingati hari bertambahnya usia gerakan Pramuka Indonesia. Grisabel sebagai sekolah penggerak yang proaktif, mengawali perayaan Hari Pramuka dimulai pada satu malam sebelumnya. Tepat tanggal 13 Agustus 2024, sejumlah perwakilan dikirim untuk ikut upacara Ulang Janji Pramuka, di Kwarcab Kecamatan Pabelan sebagaimana mengikuti tradisi yang sudah dibudayakan secara turun-temurun.
Ada hal menarik dalam upacara ulang janji pramuka tahun 2024 versi dari Kecamatan Pabelan, yang mungkin cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Api unggun portabel. Entah apakah ini termasuk langkah praktis atau sebuah hal sintesis? Mengingat betapa cepatnya zaman berubah, barangkali kepraktisan lebih diutamakan daripada kehikmatan yang kompleks, serta cenderung inefisien. Sedikit deskripsi terkait api unggun yang agak 'eksentrik' ini, dimana menara yang dibangun dari susunan tongkat pramuka berbahan bambu, yang diselimuti oleh lampu kabel seukuran biji melinjo dengan pancaran sinar warna-warni, yang sepertinya dibuat mirip dengan bentuk api unggun, lalu disisipkan satu batang lilin putih kecil di bagian tengahnya.
Pelafalan Dasa Darma Pramuka yang biasanya menggunakan estafet obor, tahun ini digantikan dengan sesuatu yang lebih sederhana yaitu dengan menggunakan lilin putih yang menyala. Sebuah inovasi yang menarik dan cukup kreatif, namun apakah hal tersebut cukup sesuai untuk menyampaikan esensi terdalam dari tradisi yang sudah dijaga selama puluhan tahun?
Beralih pada hari berikutnya, hari peringatan yang sesungguhnya. Tanggal 14 Agustus 2024, seluruh guru, karyawan, dan peserta didik kelas 7, 8, 9, bekerja bakti membersihkan lingkungan wilayah-wilayah sekitar Pabelan.
Kegiatan ini tentu saja sangat positif. Peserta didik diarahkan untuk berpartisipasi nyata dengan hadir di tengah masyarakat secara kolektif. Sesuai nilai Pramuka yang berbunyi “Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan”, seluruh warga sekolah membuktikan niat dan baktinya pada nusa bangsa dengan melakukan kegiatan kebersihan lingkungan pada Hari Pramuka.
Moto gerakan Pramuka ini, selamanya akan terpaku dalam diri para pramuka sejati. Makna dari moto tersebut artinya setiap janji dan komitmen diri yang telah diucapkan dan atau dihayati menjadi ketetapan yang harus ditepati dan dilaksanakan dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Dengan demikian, kegiatan bersih-bersih desa, di sekitar rumah warga, adalah wujud bakti Grisabel pada bangsa ini, khususnya sebagai penghormatan hangat dalam memperingati Hari Pramuka ke-63.
Grisabel membagi tugas wilayah kebersihan yang sebagian besar dilaksanakan di dusun Bantar. Dimulai wilayah Bantar dari RT 001 sampai dengan RT 005. Tidak hanya jalanan, guru bersama peserta didik juga bahu membahu membersihkan tempat ibadah sesuai agama, diantaranya Vihara Vajra Bumi Dharma Senggrong, Gereja St. Pius X Karanganyar, GKJTU Kinasih Getas, Masjid Bustanul Mustaqim Getas, dan Ribat Al – Islami Zainal Quroo Bantar, area kebersihan mencakup lingkungan, tempat ibadah, dan irigasi.
Selain kebersihan luar sekolah, warga Grisabel juga terbagi untuk membersihkan area dalam sekolah, mencakup kelas-kelas, halaman belakang dan depan, green house, serta kegiatan menanam pohon maupun bibit tanaman di area sekitar kelas dan ruang guru. Demikianlah perayaan Hari Pramuka ala Grisabel tercinta. Bagaimana dengan versi Anda, wahai para pembaca yang budiman?
Salam Pramuka!
Puji syukur kami panjatkan kehadirat...
Siswa SMPN 1 Pabelan, Kabupaten...
Mengawali minggu pertama masuk sekolah,...
Hari Penilaian Akhir Semester 1...
Wasana warsa dan pelepasan peserta...